Banjarnegara, SMK Al Fatah Banjarnegara sebagai salah satu penerima program SMK PK Lanjutan dan SMK PK Program Pemadanan melaksanakan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) selama 5 hari mulai tanggal 3 sampai dengan 7 Oktober 2022 yang dilaksanakan di aula sekolah tersebut.
Pembukaan acara tersebut dihadiri oleh Kepala Cabang Dinas Wilayah IX, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah, Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al Fatah Banjarnegara, Komite SMK Al Fatah Banjarnegara serta pendidik dan tenaga pendidik SMK Al Fatah Banjarnegara.
Dalam sambutannya Muhamad Arifin, SE. selaku kepala sekolah menyampaikan bahwa SMK Al Fatah Banjarnegara pada tahun ini bisa meningkat 10% untuk siswa barunya, dan untuk Project Based Learning dengan mengembangkan Early Warning System (EWS) “Tinulung” dengan mengandeng Kerjasama dengan CV Exadata Banjarnegara dan juga dengan BPBD Kabupaten Banjarnegara.
Sementara pesan yang disampaikan dari Muhamad Rifqi, S.Hi. selaku pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al Fatah Banjarnegara, agar anak bisa lebih dibebaskan untuk lebih aktif dan guru dituntut lebih cepat sesuai dengan kurikulum merdeka, serta harapan nantinya SMK Al Fatah Banjarnegara bisa menjadi contoh bagi sekolah lain.
Untuk materi hari pertama diisi oleh Dwi Yuliati Mulyaningsih, S.Pd., MM. selaku kepala Cabdin Wil. IX Propinsi Jawa Tengah yaitu Kebijakan Orientasi SMK Pusat Keunggulan. Sebagai SMK PK Lanjutan dan SMK dengan skema pemadanan maka menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi sekolah, harapnya bisa menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.
Menurut beliau skala prioritasnya yaitu penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, maka peran SMK adalah dengan menanggulangi masalah pengangguran dengan salah satu cara yaitu penelusuran tamatan yang lebih baik. Serta memastikan untuk mengurangi tingkat pengangguran dari lulusan SMK. Dengan salah satu cara yaitu penguatan karakter siswa dalam dunia kerja. Di samping itu juga lulusan SMK perlu dibekali dengan jiwa kewirausahaan atau entrepreneur. Enterpreneur itu harus bisa memotivasi dirinya sendiri maupun orang lain, jiwa entrepreneur harus disiapkan sebaik mungkin.
Dan tidak kalah pentingnya adalah mengajari anak didik kita untuk berlatih bercocok tanam, dengan cara menghijaukan lingkungan sekolah. Dengan memanfaatkan lahan atau menggunakan media tanam lainnya misalnya polyback atau hydroponic, di depan kelas masing-masing.
Selain itu SMK juga harus bisa meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing yaitu dengan memastikan di lingkungan kita tidak ada ATS (Anak Tidak Sekolah) dan APS (Anak Putus Sekolah).
Di hari kedua diisi oleh narasumber dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya Yogyakarta, Drs. Marsudi, M.Pd. yang menyampaikan materi tentang Memahami Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Pengenalan Platform Teknologi (LMS dan Microlearning), Belajar ID dan Pembelajaran Mandiri pada Platform merdeka mengajar.
Sedangkan dihari ketiga masih diisi oleh BBPPMPV Seni Budaya adapun materi yang disampaikan antara lain : Layanan BK, Perencanaan Berbasis Data, Model Kompetensi Guru dan Kepemimpinan Sekolah.
Hari keempat diisi oleh pendamping SMK PK dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yaitu Ilham Unggara, M.Cs dan dari DUDI yaitu Arif Susilo, S.Fil. selaku direktur CV. Exadata Banjarnegara. Untuk kedua pemateri menyampaikan tentang Program Pembelajaran Berbasis Industri serta Pembelajaran Berbasis Project (Project Based Learning). Di hari kelima di isi dari komite pembelajar, dengan berbagai materi antara lain Platform Teknologi Prioritas, Perencanaan Berbasis Data dan Pengelolaan Sumber Daya Sekolah, Belajar ID, Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru serta Karakteristik Sekolah.
Di hari kelima di isi dari komite pembelajar, dengan berbagai materi antara lain Platform Teknologi Prioritas, Perencanaan Berbasis Data dan Pengelolaan Sumber Daya Sekolah, Belajar ID, Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru serta Karakteristik Sekolah.
Tinggalkan Balasan